Setelah mendengarkan episode satu series Habits to Win Here and Here After, saya menjadi tergugah untuk menulis setidaknya sebuah refleksi berkaitan dengan — sesuai judul episode satu ini — “Know Your True Purpose”. Awalnya, saya mengira video berdurasi 4 menit ini berisi hal-hal menginspirasi yang akan mendorong pendengar untuk mulai mencari tahu purpose yang sesungguhnya. Nah, rupanya video singkat ini memberi saya lebih dari sekedar dorongan dan motivasi.
Sebelum saya menjabarkan apa “hal lebih” yang saya peroleh tersebut, saya ingin sedikit menuliskan pemahaman saya pribadi tentang purpose atau yang bisa saja kita sebut niat. Berkaitan dengan ini, saya teringat salah satu kajian powerful dari Ustadz Nouman Ali Khan mengenai “sistem kerja dunia”.
Dalam hiruk pikuk duniawi, segala sesuatu selalu dinilai berdasar hasil dan apa yang nampak. Kita tidak bisa mengeluh kepada dosen atas nilai C di raport kita, karena kita pikir kita sudah bekerja sangat keras. Kita juga tidak bisa memaksa semua orang menyukai karya kita hanya karena kita rasa sudah berusaha dan bersusah payah. Dunia hanya memandang segala sesuatu yang tampak. Sebaliknya, Allah justru selalu menilai proses kita, Allah tidak pernah melihat hasil, Allah menilai niat dan proses kita. Seperti yang disampaikan Rasulullah saw., “Segala sesuatu tergantung pada niatnya.”
Niat ini, — kalau saya simpulkan sendiri — artinya apa alasan kita, hal yang menginspirasi dan mendorong kita untuk melakukan segala sesuatu. Bagi seorang muslim, niat ini sudah jelas dan pasti: mencari keridhoan Allah atau akhirat oriented. Inilah yang saya dapat dari penjelasan Dr. Tasneem Alkiek yakni sebuah reminder dari mana semestinya setiap aktivitas kita bertolak.
Senantiasa meluruskan niat dan berorientasi pada akhirat inilah “True Purpose” bagi setiap muslim.
Lebih dari itu, Dr. Tasneem mendasarkan penjelasannya pada hadist Rasulullah SAW, yang baru saya sadari merangkum dampak yang akan (dan pasti) terjadi pada orang-orang yang berorientasi dunia dengan orang-orang yang berorientasi pada akhirat. Begini sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ahmad dan Ibnu Hibban ini:
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya…”
Lebih lanjut, kata beliau,
“Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“
Saya pernah menjalani hari-hari yang begitu sumpek: tugas datang tiada henti, selesai satu tiba lagi yang lain, saya tidur dengan pikiran yang tidak tenang karena pekerjaan yang belum juga tuntas dan mesti bangun dengan pikiran pertama yang muncul di benak adalah “deadline”. Mengingat masa- masa tersebut, rasanya ngeri sekali dan saya berdoa semoga Allah menghindarkan saya dari pengalaman yang sama.
Mungkin, pengalaman saya tersebut adalah salah satu gambaran betapa riweh dan capeknya ketika apa yang ada di pikiran kita hanya dunia dunia dan dunia. Sama sekali tidak diniatkan atau dibarengi dengan tujuan ukhrawi.
Dengan begini, memahami dan merenungi ulang apa niat dan tujuan kita sudah tentu menjadi hal pokok terlebih di momen awal tahun ini. Sehingga, apa-apa yang sudah kita rencanakan maupun sedang kita lakukan tidak lagi pada akhirnya menguap tak berbekas karena berangkat dari niat yang keliru.
Sampai disini, mari coba sama-sama kita telisik lagi, resolusi yang sudah atau sedang kita susun dan canangkan itu, sudahkah dilandaskan pada niat yang benar?
Posting Komentar
Posting Komentar